Rabu, 19 Januari 2011

ROUTING dan PROTOCOLNYA


Pengertian Routing adalah proses pengiriman informasi/data dari pengirim di suatu jaringan ke penerima yang berada di jaringan yang lain (melalui interwork).

Untuk dapat me-route paket dibutuhkan Router.
Agar dapat me-route paket, Roter harus mengetahui :
1. Alamat IP penerima
2. Router tetangganya, yang dengan itu ia bisa mempelajari jaringan yang lebih luas.
3. Route lintasan yang bisa dilewati
4. Route terbaik ke setiap jaringan
5. Informasi Routing
ROUTING
· Router mengetahui atau belajar mengenai jaringan yang jauh dari router tetangganya.
· Router membangun table routing untuk dapat mem-fowardkan data ke jaringan yang jauh
PROSES ROUTING
· Paket dibuat di A untuk dikirim ke B
· A broadcast ARP ke jaringan untuk mengetahui MAC address B
· Karena B terletak di jaringan yang lain, Router yang member respon dengan memberikan fisik addressnya, agar paket itu oleh A dikirim ke Router (sebagai default Router)
· A kemudian mengirim paket tersebut ke Router lewat port E0.
· Hardware address sesuai dengan HA milik Router, maka header frame dicopot, sehingga tinggal paket IP. Router kemudian mencheck alamat penerima, ketika diketahui bahwa penerima adalah 172.16.100.15. Router tahu (dari routing tabelnya) bahwa alamat network 172.16.100.0 bisa dicapai lewat port E1.
Static Routing :
1. Tidak membebani CPU
2. Tidak diperlukan komunikasi antar Router
3. Aman ( karena hanya admin yang bisa men-setup)
4. Admin harus menguasai jaringan keseluruhan
5. Jika ada tambahan Jaringan ,Admin harus menambahkannya pada semua router
6. Pada jaringan yang besar, hal ini akan sangat menyita waktu dan tenaga.
Dynamic Routing :
1. Terjadi proses pembelajaran oleh router dan mengupdate table Routing jika terjadi perubahan.
2. Pembelajaran dilakukan komunikasi antar Router-router dengan protokol-protokol tertentu . Seperti : RIP, OSPF, IGRP, EIGRP dan BGP

Ciri-ciri atau karakteristik dari RIP, OSPF, IGRP, EIGRP, BGP


1. RIP (Routing Information Protocol)

Routing protokol RIP memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. RIP menggunakan banyaknya lompatan (hop count) sebagai metric.
2. 15 hop count merupakan nilai maksimum. Hop count ke 16 merupakan tanda bahwa alamat tujuan tidak terjangkau.
3. Isi tabel routing secara default akan di-update setiap 30 detik.
4. Secara default, administrative distance yang dimiliki RIP adalah 120. Administrative distance merupakan sebuah nilai yang mengindikasikan tingkat kepercayaan (kebenaran) informasi routing yang diterima router atau PC router.
Routing Protokol RIP terdiri dari 2 versi :
a. Versi 1, tidak support VLSM (Virtusl Length Subnet Mask) dan merupakan routing protocol standard.
b. Versi 2, mendukungVLSM (Virtual Length Subnet Mask.

Administrative distance akan berperan dalam proses pemilihan jalur yang akan digunakan untuk mengirimkan paket ke jaringan lain.

2. OSPF (Open Shortest Path First)

Karakteristik Open Shortest Path First (OSPF):
1. Menggunakan Algoritma link-state
2. Membutuhkan waktu CPU dan memori yang besar
3. Tidak menyebabkan routing loop
4. Dapat membentuk heirarki routing menggunakan konsep area
5. Cepat mengetahui perubahan pada jaringan
6. Dapat menggunakan beberapa metric
7. Metricnya berdasarkan nilai cost (bandwidth)
8. Tidak dibatasi oleh masalah banyaknya hop count
9. Default administrative distance = 110


3. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

IGRP merupakan protokol yang menggunakan konsep distance vector. IGRP merupakan salah satu protocol yang dibuat oleh cisco. IGRP memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan secara otomatis menangani topologi-topologi kompleks dan tak terdefinisi.
2. Fleksibelitas yang diperlukan pada segment dengan karakteristik bandwidth dan delay berbeda.
3. Skabilitas untuk berfungsi dalam jaringan-jaringan yang luas.
4. Dapat melompati maksimum 255 hop count.
5. Default administrative distance = 100.
6. Nilai metric bergantung pada bandwidth, delay, load, reliability, dan MTU (Maximum Transmit Unit).
7. Secara periodik tiap 90 detik informasi tabel routing di-update.
8. Mengguanakan Autonomous System (AS), merupakan system penomoran terhadap kumpulan sejumlah router yang berada dalam satu kelompok dan dapat saling bertukar informasi. Router yang berada dalam suatu autonomous system diatur oleh routing protokol Interior Gateway Protocol (IGP). Sebaliknya protokol routing yang mengatur hubungan antara router yang berada dalam satu autonomous system dengan router lain yang berada dalam autonomous system yang lain termasuk dalam jenis Exterior Gateway Protocol (EGP).


4. EIGRP (Enhanched Interior Gateway Routing Protocol)

EIGRP mempunyai karakteristik sebagaiberikut:
1. Menggunakan protokol routing enhanced distance vector
2. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama
3. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state
4. Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.


5. BGP (Border Gateway Protocol)
Kecanggihan dan kerumitan BGP sebenarnya dapat diperjelas intinya dengan beberapa karakteristik kunci. Berikut ini adalah karakteristik routing protokol BGP yang menandakan ciri khasnya:
1. BGP adalah Path Vector routing protocol yang dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya.
2. Routing table akan dikirim secara penuh pada awal dari sesi BGP, update selanjutnya hanya bersifat incremental atau menambahi dan mengurangi routing yang sudah ada saja.
3. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port TCP nomor 179.
4. Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik.
5. Kegagalan menemukan sinyal keepalive, routing update, atau sinyal-sinyal notifikasi lainnya pada sebuah router BGP dapat memicu perubahan status BGP peer dengan router lain, sehingga mungkin saja akan memicu update-update baru ke router yang lain.
6. Metrik yang digunakan BGP untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi dengan sangat fleksibel. Ini merupakan sumber kekuatan BGP yang sebenarnya. Metrik-metrik tersebut sering disebut dengan istilah Attribute.
7. Penggunaan sistem pengalamatan hirarki dan kemampuannya untuk melakukan manipulasi aliran traffic membuat routing protokol BGP sangat skalabel untuk perkembangan jaringan dimasa mendatang.
8. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat informasi prefix-prefix routing yang diterimanya dari router BGP lain. Prefixprefix ini juga disertai dengan informasi atributnya yang dicantumkan secara spesifik di dalamnya.
9. BGP memungkinkan Anda memanipulasi traffic menggunakan attribute-attributenya yang cukup banyak. Attribute ini memiliki tingkat prioritas untuk dijadikan sebagai acuan.

Lanjut membaca “ROUTING dan PROTOCOLNYA”  »»

PEROUTINGAN


Protokol routing hanya digunakan oleh device yang bertindak sebagai router dan PC yang dijadikan router yang disebut dengan PC Router. Salah satu fungsi router dan PC router adalah menentukan jalur yang akan digunakan untuk melewtkan paket dari suatu jaringan ke jaringan lain. Mekanisme pengambilan keputusan tentang jalur yang akan digunakan untuk mengirimkan paket dikelola oleh protocol routing. Routing merupakan sebuah mekanisme yang digunakan untuk mengarahkan dan menentukan jalur yang akan dilewati paket dari satu device ke device yang berada di jaringan lain. Sedangkan proses perpindahan paket dari satu interface ke interface lain dikenal dengan istilah switching. Router dan PC router merekomendasikan tentang jalur yang digunakan untuk melewatkan paket berdasarkan informasi yang terdapat dalam table routing. Informasi yang terdapat di dalam tabel routing dapat diperoleh melalui perantara administrator (secara manual mengisi tabel routing) atau melalui router atau PC router tetangga yang saling bertukar informasi tabel routing.

Tabel routing pada umumnya berisi informasi tentang

• Alamat network tujuan.

• Interface router atau PC router local yang terdekat dengan network tujuan.

• Metric, yakni sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan.

Proses pengisian dan pemeliharaan tabel routing dapat dilakukan dengan cara :

1. Static Routing
Static routing merupakan sebuah mekanisme pengisian tabel routing yang dilakukan oleh administrator secara manual pada tiap-tiap router atau PC router. Static routing memiliki beberapa keuntungan :

• Meringankan kerja processor yang terdapat di router atau PC router.

• Tidak ada bandwidth yang digunakan untuk pertukaran informasi (isi dari tabel routing) antar router atau PC router.

• Tingkat keamanan lebih tinggi disbanding dengan mekanisme lainnya.

Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh static routing antara lain :

• Administrator harus mengetahui informasi tiap-tiap router atau PC router yang terhubung dengan jaringan.

• Jika terdapat penambahan atau perubahan topologi jaringan, administrator harus mengubah isi tabel routing.

• Tidak cocok untuk jaringan router atau PC router yang besar.



2. Default Routing
Default routing digunakan agar ketika router atau PC router menerima paket yang alamat tujuannya tidak dikenal, paket tersebut disalurkan ke interface yang dipilih berdasarkan informasi default routing. Default routing juga bisa digunakan jika kita tidak mengetahui alamat network tujuan secara langsung.



3. Dynamic Routing
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh administrator. Router atau PC router akan saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel routing. Pemilihan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dengan device tujuan. Untuk merepresentasikan jarak, dynamic routing menggunakan nilai metric. Parameter-parameter yang biasa digunakan untuk menghasilkan sebuah nilai metric, diantaranya :

• Hop count, berdasarkan pada banyaknya router atau PC router yang dilewati.

• Ticks, berdasarkan waktu yang diperlukan dengan satuan waktu ticks.

• Cost , berdasarkan perbandingan sebuah nilai patokan standard dengan bandwidth yang tersedia.

• Composite metric, berdasarkan hasil perhitungan dari parameter-parameter berikut :

o Bandwidth

o Delay

o Load

o Reliability

o MTU (Maximum Transmit Unit)

Dari lima parameter tersebut tidak selalu digunakan semua. Defaultnya hanya dua, yakni bandwidth dan delay. Penggunaan dari parameter-parameter tersebut tergantung pada jenis routing protokol yang digunakan oleh router atau PC router dalam memelihara atau membentuk tabel routing. Protokolprotokol routing pada umumnya menggunakan salah satu dari konsep berikut :

1. Konsep Distance Vector
Dalam konsep ini pembentukan tabel routing dilakukan dengan cara tiap-tiap router atau PC router akan saling bertukar informasi routing dengan router atau PC router yang terhubung langsung. Proses pertukaran informasi routing dilakukan secara periodik, misal tiap 30 detik.

Proses pembentukan tabel pada protokol routing yang menggunakan konsep distance vector adalah sebagai berikut :

1. Mula-mula tabel routing yang dimiliki oleh masingmasing router atau PC router akan berisi informasi alamat jaringan yang terhubung langsung dengan router atau PC router tersebut.

2. Secara periodik masing-masing router atau PC router akan saling bertukar informasi sehingga isi tabel routing dari semua router terisi lengkap (converged).

Jika terjadi perubahan topologi pada jaringan router atau PC router, router atau PC router akan segera meng-update informasi routing. Proses update informasi routing di tiap-tiap router atau PC router dilakukan secara bertahap. Akibatnya router atau PC router yang lokasinya jauh akan lebih lama menerima informasi perubahan jaringan yang telah terjadi di suatu lokasi. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya masalah routing loop, yang dapat menghabiskan bandwidth dan menambah beban router untuk melakukan pekerjaan yang tidak beguna. Untuk mencegahnya dapat menggunakan solusi berikut :

• Pendefinisisan nilai maksimum, langsung memberikan nilai metric maksimum terhadap alamat tujuan yang terputus. Dengan memberikan nilai maksimum berarti juga memberitahu bahwa alamat tujuan tidak dapat dijangkau.

• Split Horizon, memiliki konsep “tidak berguna memberikan informasi kepada pemberi informasi”. Ketika sebuah router menerima informasi routing dari Router A maka router tidak akan memberikan informasi yang sama kepada Router A.

• Poison Reverse, mekanisme yang sama dengan pendefinisisan nilai maksimum.

• Hold Down Timers, sebuah solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah jaringan yang tidak stabil. Penggunaannya biasa dikombinasikan dengan solusi trigger update.

• Trigger/Flash update, ketika terjadi perubahan topologi jaringan, router atau PC router akan segera memberitahukan perubahan tersebut ke seluruh router atau PC router yang terdapat dalam jaringan sehingga perubahan topologi dapat segera diketahui oleh semua router atau PC router.

Jenis Routing Protokol yang menggunakan konsep distance vector antara lain :

• RIP (Routing Information Protocol)

• IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)



RIP (Routing Information Protocol)

Routing protokol RIP memiliki karakteristik sebagai berikut :

• RIP menggunakan banyaknya lompatan (hop count) sebagai metric.

• 15 hop count merupakan nilai maksimum. Hop ount ke 16 merupakan tanda bahwa alamat tujuan tidak terjangkau.

• Isi tabel routing secara default akan di-update setiap 30 detik.

• Secara default, administrative distance yang dimiliki RIP adalah 120. Administrative distance merupakan sebuah nilai yang mengindikasikan tingkat kepercayaan (kebenaran) informasi routing yang diterima router atau PC router.

• Routing Protokol RIP terdiri dari 2 versi :

OVersi 1, tidak support VLSM (Virtusl Length Subnet Mask) dan merupakan routing protocol standard.

OVersi 2, mendukungVLSM (Virtual Length Subnet Mask.

Administrative distance akan berperan dalam proses pemilihan jalur yang akan digunakan untuk mengirimkan paket ke jaringan lain.



Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)

IGRP merupakan protokol yang menggunakankonsep distance vector. IGRP merupakan salah satu protocol yang dibuat oleh cisco. IGRP memiliki karakteristik sebagai berikut :

• Dapat melompati maksimum 255 hop count.

• Default administrative distance = 100.

• Nilai metric bergantung pada bandwidth, delay, load, reliability, dan MTU (Maximum Transmit Unit).

• Secara periodik tiap 90 detik informasi tabel routing di-ipdate.

• Mengguanakan Autonomous System (AS), merupakan system penomoran terhadap kumpulan sejumlah router yang berada dalam satu kelompok dan dapat saling bertukar informasi. Router yang berada dalam suatu autonomous system diatur oleh routing protokol Interior Gateway Protocol (IGP). Sebaliknya protokol routing yang mengatur hubungan antara router yang berada dalam satu autonomous system dengan router lain yang berada dalam autonomous system yang lain termasuk dalam jenis Exterior Gateway Protocol (EGP).


2. Konsep Link State

Protokol routing yang menggunakan konsep link state akan membentuk tebel routing menurut pandangan atau perhitungan router atau PC router masing-masing, tidak bergantung pada pendapat router atau PC router tetangga. Tabel routing yang dibentuk dengan menggunakan konsep link state dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Pada awalnya setiap router atau PC router akan saling mengirimkan dan melewatkan paket link state.

2. Paket link state yang diterima dari router atau PC router lain dikumpulkan dalam sebuah database topologi.

3. Berdasarkan informasi yang terkumpul di dalam database, router atau PC router melakukan perhitungan dengan mengggunakan algoritma short path first (SPF).

4. Algoritma SPF menghasilkan short path first tree.

5. Akhirnya SPF Tree membentuk daftar isi tabel routing.

Kelima proses di atas dilakukan oleh masing-masing router atau PC router. Jika terjadi perubahan topologi jaringan, pemberitahuannya akan dikirimkan segera ke tiap-tiap router atau PC router sehingga proses update informasi routing dapat segera dilakukan.

Hal yang perlu dipertimbangkan jika menngunakan routing protokol jenis link state adalah :

• Kebutuhan processor yang lebih cepat, karena router atau PC router harus melakukan perhitungan dengan menggunakan algoritma SPF.

• Kebutuhan memori yang lebih besar, untuk menampung paket link state dalam sebuah database topologi.

• Konsumsi bandwidth yang lebih besar pada ketika router atau PC router pertama kali dihidupkan, karena harus melakukan flooding. Flooding merupakan suatu proses di mana router atau PC router melakukan penerimaan, penyalinan, dan pengiriman paket link state.

Masalah pada jaringan router atau PC router yang menerapkan protokol routing jenis link state adalah sinkronisasi dalam meng-update informasi routing yang mngakibatkan tidak konsistennya keputusan pemilihan jalur. Ketidak-konsistenan terjadi akibat dari penerimaan informasi pada sebuah router atau PC router daridua sumber yang memiliki kecepatan berbeda. Masalah tersebut dapat diatasi dengan memisahkan region terhadap jaringan yang cepat dengan jaringan yang lambat. Perbandingan konsep Distance vector dengan Link state dapat dilihat pada tabel berikut :



OSPF (Open Short Path First)

OSPF merupakan salah satu protokol yang menggunakan konsep link state. OSPF biasa digunakan pada jaringan router atau PC router dalam skala besar. OSPF memiliki karakteristik sebagai berikut :

• Metric-nya berdasarkan nilai cost (bandwidth)

• Tidak dibatasi oleh masalah banyaknya hop count

• Default administrative distance = 110

Lanjut membaca “PEROUTINGAN”  »»

Senin, 17 Januari 2011

Mengenal istilah dan pengertian kata pada Protocol TCP/IP


A. Tinjauan Singkatan dan Pengertian kata pada Protocol TCP/IP

A.HyperText Transfer Protocol (HTTP)
HTTP adalah protocol yang dipakai untuk mayoritas komunikasi World Wide Web. Windows 2003 menghadirkan Internet Explorer sebagai client HTTP dan Internet Information Services (IIS) sebagai server HTTP.

B. File Transfer Protocol (FTP)
FTP adalah suatu layanan Internet yang mentransfer file-file dari satu komputer ke komputer lain. Internet Explorer dan FTP utiliti yang termasuk command-line bertindak sebagai client FTP. IIS menyediakan server FTP.

C.Simple Mail Transfer Protocol (SMTP)
SMTP merupakan suatu protocol yang dipakai server mail untuk mentransfer e-mail. IIS dapat mengirimkan pesan-pesan dengan memakai protocol SMTP.

D.Telnet
Telnet adalah suatu protocol yang menyamai terminal yang dapat dipakai untuk me-logon ke host jaringan yang jauh. Telnet menawarkan para pemakai suatu kapabilitas dalam mengoperasikan program-program secara jauh dan memudahkan administrasi yang jauh. Telnet secara praktis memang disediakan untuk semua sistem operasi dan mengurangi integrasi dalam lingkungan jaringan yang heterogen. Windows 2003 memberikan baik server maupun client Telnet.

E.Domain Name System (DNS)
DNS merupakan seperangkat protocol dan layanan pada suatu jaringan TCP/IP yang membolehkan para pemakai jaringan untuk mempergunakan nama-nama hierarki yang sudah dikenal ketika meletakkan host ketimbang harus mengingat dan memakai alamat IP-nya. DNS sangat banyak dipakai di Internet dan pada kebanyakan perusahaan pribadi dewasa ini. Saat Anda memakai Web browser, aplikasi Telnet, utiliti FTP, atau utiliti TCP/IP mirip lainnya di Internet, maka Anda mungkin sedang memakai sebuah server DNS. Windows 2003 menyediakan juga server DNS.

F. Simple Network Management Protocol (SNMP)
SNMP memungkinkan Anda untuk mengelola node jaringan seperti server, workstation, router, bridge, dan hub dari host sentral. SNMP dapat dipakai untuk mengonfigurasi device yang jauh, memantau unjuk kerja jaringan, mendeteksi kesalahan jaringan atau akses yang tidak cocok, dan mengaudit pemakaian jaringan.

G. Transmission Control Protocol (TCP)
Aplikasi yang menyajikan komunikasi berorientasi koneksi yang dapat diandalkan untuk aplikasi-aplikasi yang secara khusus mentransfer sejumlah besar data pada suatu waktu. TCP juga dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan pengakuan bagi data yang diterima.

H. User Data Protocol (UDP)
UDP adalah sebuah aplikasi yang menyediakan komunikasi tanpa koneksi dan tidak menjamin mampu mengirimkan paket.
Aplikasi-aplikasi yang memakai UDP secara khusus mentransfer sejumlah kecil data pada suatu waktu. Pengiriman data yang dapat diandalkan merupakan tanggung jawab aplikasi. Layer Transport pada model DOD kira-kira sesuai dengan Layer Transport pada model OSI.


I.Address Resolution Protocol (ARP)
ARP berfungsi untuk melihat alamat yang terhubung atau tersambung dengannya.

J. Reverse Address Resolution Protocol (RARP)
RARP adalah aplikasi yang menyediakan resolusi alamat kebalikan pada host yang menerima. (Walaupun Microsoft tidak mengimplementasikan protocol RARP, namun bisa ditemukan sistem-sistem milik vendor lain dan dicantumkan juga di sini demi kelengkapan).

K.Internet Control Message Protocol (ICMP)
ICMP adalah aplikasi yang mengirimkan pesan-pesan kesalahan ke IP ketika terjadi problem.

L.Internet Group Management Protocol (IGMP)
IGMP adalah aplikasi yang menginformasikan router tentang ketersediaan anggota-anggota pada grup multicast.

Lanjut membaca “Mengenal istilah dan pengertian kata pada Protocol TCP/IP”  »»

4 Macam Komunikasi Jaringan


Di dalam sebuah jaringan,terdapat berbagai macam cara komunikasi.
Berikut penjelasan dari cara pemanggilan atau komunikasi jaringan :

1. Alamat Unicast
Sebuah alamat yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.

2. Alamat Anycast
Sebuah alamat yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.

3. Alamat Broadcast
Sebuah komunikasi yang mempunyai proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya. atau
Layanan server ke client yang menyebarkan data kepada beberapa client sekaligus dengan cara paralel dengan akses yang cukup cepat dari sumber video atau audio.

4. Alamat Multicast
Sebuah alamat yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.

.

Lanjut membaca “4 Macam Komunikasi Jaringan”  »»

OSI layer Dan Cara kerjanya



Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien. Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protokol jaringan dan metode transmisi.

Model OSI dibagi menjadi 7 layer, dengan karakteristik dan fungsinya masing-masing. Tiap layer harus dapat berkomunikasi dengan layer di atasnya maupun dibawahnya secara langsung melalui serentetan protokol dan standard. 7 Lapisan OSI tersebut antara lain :

1. Application

Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya.

2.Presentation

Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi.

3.Session

Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi, bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain. Koneksi di layer ini disebut “session”.

4.Transport

Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika “end-to-end” antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error handling).

5.Network

Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.

6. Data Link

Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui media. komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical antara sistem koneksi dan penanganan error.

7.Physical

Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.

Lanjut membaca “OSI layer Dan Cara kerjanya”  »»

Setting dan Konfigurasi DHCP server di Debian 4


DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

Langkah Untuk membuat DHCP server adalah :

1. Buka Root Terminal atau Konsole
2. Kemudian install dhcp-server dengan perintah:

#apt-get install dhcp-server

3. Kemudian edit file /etc/dhcp/dhcpd.conf:

subnet 192.168.30.0 netmask 255.255.255.0 {

range 192.168.30.2 192.168.30.50;

option domain-name-servers 192.168.30.2;

option domain-name "wheni.com";

option routers 192.168.30.2;

option broadcast-address 192.168.30.255;

default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;

}

4. Simpan Dengan perintah Ctrl + F2

5. Restart DHCP Server :
# /etc/init.d/dhcp-server restart

6. cek dengan menggunakan komputer client !!

semoga Berhasil

Lanjut membaca “Setting dan Konfigurasi DHCP server di Debian 4”  »»

Setting dan Konfigurasi FTP Server Debian 4


Langkah-langkah membuat FTP server di Debian 4 :

1. install aplikasi proftpd

# apt-get install proftpd


2. Restart proftpd

# /etc/init.d/proftpd restart



3. test di Browser ketik pada address

ftp://ip_anda
contoh : ftp://wheni.com



5. perlu diketahui bahwa directory default ftp terletak pada

/home/ftp

, jadi jika ingin mengisi ftp Anda silahkan isi directory itu... ok
sekian.....

Lanjut membaca “Setting dan Konfigurasi FTP Server Debian 4”  »»

Setting dan Konfigurasi Samba server di Debian 4


Langkah-langkah membuat Samba Server di Debian 4. ini digunakan untuk file sharing linux dgn linux, dan windows dgn linux.
berikut caranya :

1. install aplikasi samba

# apt-get install samba



2. edit file smb.conf, tapi sebelum diedit, backup dulu utk jaga2.

# nano /etc/samba/smb.conf


3. ini settingnya :


workgroup = workgroup
domain logons = no
[namaygdisharing]
comment = folder sharing-an
path = /folder/sharing
browseable = yes
read only = yes
writable = no
guest ok = yes
public = yes


anda bisa menambahi dan mengedit attribut sesuai keinginan...

4. save dan keluar dari editor

5. restart samba

# /etc/init.d/samba restart



6. untuk memeriksa apakah samba sudah berjalan, jalankan perintah ini

# testparm



7. cek di windows, buka my network place.....

mohon maaf jika ada kekurangan...

Lanjut membaca “Setting dan Konfigurasi Samba server di Debian 4”  »»

Setting dan Konfigurasi DNS server di Debian 4


1.langkah pertama :
> Install bind9

Dgn perintah : #apt-get install bind9

2.Langkah kedua :
> copy kn file db.127 menjadi db 192 dan file db.local menjadi db.wheni

Dgn perintah :
#cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/db.192
#cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.wheni

3.Langkah ketiga :
> edit file db.192 :

;
; BIND reverse data file for local loopback interface
;
$TTL 604800
@ IN SOA wheni.com root.wheni.com (
11 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
@ IN NS wheni.com.
2.30.168.192 IN PTR wheni.com.


4. Langkah ke empat :
> edit juga file db.wheni

;
; BIND data file for local loopback interface
;
$TTL 604800
@ IN SOA wheni.com. root.wheni.com. (
12 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
@ IN NS wheni.com.
@ IN A 192.168.30.2
www IN A 192.168.30.2

5. Langkah kelima :
> Edit lagi named.conf (ganti tulisan localhost dan 127) :

zone “wheni.com” {
type master;
file “/etc/bind/db.wheni”;
};

zone “192.in-addr.arpa” {
type master;
file “/etc/bind/db.192″;

};

6. Langkah ke enam :
> Jangan lupa setting interfacenya ;

iface lo inet loopback

iface eth0 inet static
address 192.168.30.0
netmask 255.255.255.0

7. Langkah ke tujuh :
> Dan setting resolv.conf :

nameserver 192.168.30.2

8. Langkah ke delapan :
> Restart interface dan bind9

Dgn perintah :

# /etc/init.d/networking restart
# /etc/init.d/bind9 restart

9. Langkah ke sembilan :
> Cek dgn perintah ;
#ping wheni.com .

Lanjut membaca “Setting dan Konfigurasi DNS server di Debian 4”  »»