Rabu, 13 Mei 2009

LINUX

Siapa Bilang Setup Linux Itu Susah?


Salah satu momok utama dalam menggunakan Linux di Indonesia kemungkinan besar karena proses instalasi & setting Linux yang tidak terlalu user friendly dan banyak menggunakan file text dalam setup-nya yang membuat sebagian besar orang awam yang ingin menggunakan Linux menjadi ciut.

Pada hari ini, sebagian besar proses instalasi & setup Linux sudah demikian user friendly karena menggunakan Windows / Grafik seperti pada Microsoft. Beberapa diantara distribusi Linux seperti RedHat, Caldera & Mandrake termasuk diantara yang cukup user friendly dalam proses instalasinya. Dari pengalaman penulis, Mandrake termasuk yang baik dalam grafik interface pada saat instalasi. Hanya saja, Mandrake sering gagal dalam mendeteksi berbagai card / periferal yang ada di PC. Dalam hal mendeteksi card / periferal mungkin RedHat sering kali lebih baik daripada yang lain. Akan tetapi jika kita tidak menggunakan card yang aneh-aneh, seperti Winmodem (modem internal Windows) atau Sound Card yang baru-baru, sebetulnya aman-aman saja menggunakan Linux.

Proses instalasi merupakan sebagian kecil dari kesulitan yang ada. Kesulitan utama baru akan timbul pada saat mensetup Linux agar beroperasi dengan baik & benar. Sebagian besar file konfigurasi Linux sebetulnya ada di directory /etc. Bagi anda yang cukup mempunyai nyali untuk mengedit file tersebut dapat dilakukan dengan text editor biasa dengan menggunakan user root.

Bagi sebagian besar pengguna Linux, terutama pemula di Linux sebaiknya menggunakan perangkat lunak yang membantu setting anda. Beberapa diantara perangkat lunak ini antara lain adalah:

• Linuxconf – di RedHat, Mandrake 7.0.
• Mandrake Control Center – di Mandrake 8.0
• SWAT (http://localhost:901) – di berbagai distribusi
• Webmin (https://localhost:10000) - di Mandrake 8.0, Caldera 5.2

Berdasarkan pengalaman penulis, yang paling enak & baik untuk digunakan untuk pengguna biasa adalah Mandrake Control Center. Bagi Operator / Administrator yang paling enak & baik adalah Webmin (http://localhost:10000). Pada kesempatan ini sekelumit tentang Mandrake Control Center, SWAT & Webmin akan di bahas secara singkat.



Mandrake Control Center

Mandrake Control Center ada di distribusi Mandrake 8.0 yang akan tampil pada desktop Mandrake pada saat di install. Beberapa setting penting yang dapat dilakukan menggunakan Mandrake Control Center adalah masalah:

• Boot
o Boot disk (boot disket)
o Boot config (konfigurasi boot seperti LILO).
• Hardware (setting perangkat keras)
o Display (setting layar)
o Hardware (mengaktifkan hardrake).
o Mouse
o Printer
o Keyboard
• Network & Internet
o Connection (hubungan melalui modem telepon & Ethernet)
o Connection Sharing (share akses Internet).
• Security (keamanan jaringan)
o Security Level (tingkat keamanan)
o Firewalling (firewall)
• System
o Menu
o Services (setting berbagai servis / daemon)
o Font (huruf)
o Time & Date (setting waktu)
o Software Manager (untuk menginstall software tambahan)


Seperti tampak pada gambar terlampir berbagai pilihan untuk setting Linux dapat di akses melalui antar muka grafik. Proses setting dilakukan secara mudah & umumnya tinggal di klik.

Umumnya yang perlu di set tidak banyak hanya (1) connection ke Internet, (2) Boot Config dan (3) System Services untuk menyalakan / mematikan berbagai servis yang ada.

Dalam gambar yang lain saya coba memperlihatkan setting Network & Internet Connection. Jika pada PC yang kita gunakan hanya ada modem saja untuk menyambung ke Internet maka urusan menjadi lebih gampang. Tapi jika selain modem juga ada ethernet card untuk menyambung ke LAN urusan menjadi lebih panjang sedikit karena kita harus menset LAN Card tersebut agar dapat beroperasi dengan baik. Biasanya pada saat instalasi hanya salah satu interface saja yang bisa kita set (biasanya modem yang akan di set), oleh karena itu LAN akan di set kemudian.

Cara menset-nya tidak sulit yaitu dengan meng-klik tombol configure di pilihan Network & Internet Connection. Kemudian mengikuti menu yang ada. Biasanya secara default IP address LAN card akan di set ke 192.168.0.1 terutama jika anda menggunakan fasilitas Internet Connection Sharing. Pada penggunaan Internet Connection Sharing, DHCP akan digunakan (file setting-nya terdapat di /etc/dhcpd.conf). DHCP akan menggunakan IP address 192.168.0.16 s/d 192.168.0.254 dan men-set IP LAN Card menjadi 192.168.0.1.

Pada gambar lain, di perlihatkan tampilan menu Boot Config yang dapat menset ke mana Linux akan melakukan booting. Jika OK maka kita juga dapat menset partisi / sistem mana yang akan menjadi default pada saat booting apakah Linux atau Windows.





SWAT

SWAT adalah fasilitas setting NetBIOS, di Windows kita mengenal-nya dengan Network Neighbourhood. Di Linux fasilitas ini dikenal sebagai SAMBA, yang di berikan oleh program smbd & nmbd. Jika anda ingin menggunakan text editor setting ini terdapat di /etc/smb.conf. Jika pusing dengan editting /etc/smb.conf, sebaiknya menggunakan SWAT yang dapat diakses dengan mudah di http://localhost:901.

Pada gambar tampak tampilan SWAT yang akan menset berbagai parameter SAMBA. Selain fasilitas untuk men-set parameter SAMBA, SWAT juga membawa berbagai informasi / dokumentasi tentang SAMBA yang dapat di akses melalui browser.

Ada tiga (3) fasilitas SWAT yang sering digunakan untuk melakukan setting yaitu (1) global, (2) share, dan (3) status. Jika anda men-share printer, maka printer juga menjadi fasilitas yang perlu di pilih dalam SWAT.

Global variable penting untuk di set terutama parameter:

• Workgroup (nama workgroup).
• Netbios name (nama komputer kita di jaringan).
• Security (keamanan akses ke resource yang kita share).

Para pengguna Windows pasti familiar dengan ke tiga hal di atas. Yang perlu di perhatikan adalah security. Default setting security adalah mengunakan user; artinya semua orang yang akan mengakses fasilitas yang kita share harus di authentikasi dulu username & passwordnya. Cukup merepotkan sebagai adminitrator server, akan tetapi lebih aman. Bagi anda yang tidak mau pusing dengan hal ini dapat men-set security dengan “share” agar tidak perlu di authentikasi untuk mengakses resource yang di share tersebut.

Parameter global ini juga memungkinkan kita untuk men-set SAMBA sebagai pengganti Server NT, berbagai fungsi NT dapat di set dengan mudah melalui interface grafik ini. Beberapa parameter penting untuk mengantikan fungsi NT adalah os level, peferred master, local master, domain master.

Fasilitas share adalah untuk menset directory mana yang akan diset untuk dapat di akses oleh pengguna lain di jaringan. Cara menset-nya relatif sederhana sekali, walaupun lebih rumit sedikit dibandingkan Windows karena ada beberapa parameter ke amanan / pilihan yang lebih baik.

Yang perlu dilakukan untuk menshare sebuah directory adalah menentukan nama share tersebut yang dilanjutkan dengan create share. Kemudian mengisikan beberapa parameter penting seperti path directory-nya, apakah guest (tamu) dapat mengakses, apakah share ini dapat dilihat oleh semua pengguna di jaringan (browsable), pakah guest (tamu) dapat menulis di directory tersebut (writeable). Untuk fasilitas publik ada baiknya owner dari file tersebut di miliki oleh user nobody, yang dapat dilakukan dengan menulis

# chown nobody.nobody nama-file

Setelah hal ini semua dilakukan yang kita perlu lakukan adalah me-restart smbd & nmbd agar setting yang baru di ubah dapat di aktifkan. Proses restart dapat dilakukan melalui fasilitas status. Pada network neighbourhood di PC Windows lainnya akan terlihat mesin SAMBA yang baru di aktifkan ini & kita dapat mengakses berbagai fasilitas / resource yang di share.


Webmin

Jika anda menggunakan PC Linux anda untuk aplikasi yang biasa-biasa saja, sebetulnya fasilitas Mandrake Control Center & SWAT sudah mencukupi kebutuhan anda. Bagi anda yang menggunakan PC Linux tersebut untuk Server & aplikasi yang lebih kompleks ada baiknya melihat fasilitas Webmin yang dapat diakses melalui fasilitas secure HTTP pada alamat https://localhost:10000


Setelah memasukan username root & passwordnya maka kita dapat mulai memasuki fasilitas Webmin yang tampak tampilan depannya pada gambar di samping. Ada beberapa kategori fasilitas utama yang dapat di set menggunakan Webmin ini, seperti:

• System
• Server
• Networking
• Hardware
• Other (lainnya).

Pada fasilitas hardware ada beberapa hal yang dapat kita set seperti konfigurasi boot Linux, RAID, konfigurasi jaringan (network), partisi hardddisk, setting Printer, dan waktu. Yang biasanya akan banyak di set adalah konfigurasi network (jaringan).

Pada gambar yang lain adalah tampilan beberapa pilihan yang ada pada konfigurasi network, diantara-nya adalah fasilitas untuk men-set network interface, routing, klien DNS dan alamat host (pada file /etc/hosts).

Biasanya yang akan paling sering kita set adalah network interface & routing / gateway. Dengan tampilan grafik Webmin, IP address & ethernet card dapat di aktifkan. Yang juga akan sangat membantu adalah kita bisa memberikan beberapa IP address sekaligus pada sebuah interface LAN Card. Beberapa IP address dibutuhkan nanti pada saat kita membangun virtual host seperti beberapa web server dengan nama yang lain pada satu mesin.

Pada fasilitas setup server, amat sangat banyak sekali server yang dapat di set, bebeapa diantara-nya adalah Apache (Web server), BIND 4 & 8 (DNS server), DHCP server, FTP server, Postfix (mail server), sendmail (mailserver), Squid (proxy server), WAP server, SAMBA server, MySQL (database server), Postgres (database server), Majordomo (mailing list server), PPP account dll.




Pada fasilitas setup system di Webmin, kita dapat menset / memonitor fasilitas untuk backup system, CD backup, boot & showdown, quota disk, disk & network file system, PAM authentikasi, proses yang sedang berjalan, penambahan software, dokumentasi system, log (catatan) system, user & grup-nya, Export file system menggunakan NFS (Network File System) dan masih banyak lagi.



Yang menarik dengan Webmin adalah semua proses setting amat sangat mudah sekali dilakukan dengan menggunakan browser anda. Jauh lebih enak di bandingkan dengan mengedit file konfigurasi yang ada di directory /etc. Di samping itu, Webmin amat sangat aman untuk digunakan dalam jaringan karena menggunakan Socket Secure Layer (SSL) dengan protokol HTTPS yang di enkrip dengan algoritma RC4 128 bit pada saat transaksinya.

Penutup

Dengan berbagai kemudahan yang diberikan untuk men-set Linux yang berbasis Grafik, sulit rasanya untuk takut dalam menggunakan Linux.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar